Dirgahayu RI ke-77 dan arti dari kemerdekaan bagi Santri UW
┏📚🍃━━━━━━━━━━━━━━━┓
REDAKSI PPUW JOMBANG
┗━━━━━━━━━━━━━━━📈✉️┛
Redaksi PPUW, Ponpes Al-Urwatul Wutsqo Jombang(17/08/2022). Tepat pada pagi hari ini kemerdekaan Indonesia menjadi momentum bersejarah bagi kita semua. Upacara bendera pada hari rabu yang diikuti oleh perwakilan dari seluruh delegasi Mulai dari MI, Mts, MA, SMA PG, dan STIT Al-Urwatul Wutsqo menjadikan rasa saling menghargai dan menghormati guna mewujudkan bhineka tunggal ika. Kegiatan ini terlaksana dengan lancar di Rusunawa bagi Putra dan di lapangan depan pendopo bagi putri.
Upacara ini dilaksanakan pada pukul 08.00 pagi yang di bina oleh ketua yayasan yakni Abah Muhammadu(Pondok Putri) dan Ust. Riadi Arifin (pondok Putra). kemerdekaan Indonesia tentu tidak hanya sekadar kalimat kosong tanpa arti. Di dalamnya terdapat sejarah panjang penuh perjuangan tanpa henti. Dari sini kita sebagai masyarakat terutama Santri pastinya diperingatkan bahwa sebuah perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Santri sebagai ujung tombak yang ikut berkiprah untuk memperjuangkan kemerdekaan memegang peran andil yang sangat besar. Sebagai tokoh santri dari kalangan pesantren seperti KH. Hasyim Asy'ari, Pangeran Diponegoro, KH. Kholil Bangkalan, KH. Abdul Wahid Hasyim, KH. Ahmad Dahlan, KH. KH Zainal Mustafa, bahkan pondok pesantren ini juga memiliki sejarah yang sengit dalam mempertahankan dan memperjuangkan nilai-nilai keislaman oleh mbah Ya'qub.
Dan juga sebagai Santri, tak lepas dari arti kemerdekaan ini adalah kebebasan dalam mengutarakan pendidikan, kebebasan dalam memberikan sumbangsi terhadap masyarakat, para pelajar dan kebebasan dalam menumbuhkan nilai-nilai keislaman yakni, iman ibadah dan akhlak karena kemerdekaan yang kita rasakan saat ini bukanlah akhir dari perjuangan yang harus kita lakukan.
Selain itu, ada hutang yang harus kita bayarkan untuk negeri ini karena para pahlawan terdahulu telah mati-matian, rela mengorbankan akal fikiran, jiwa raga, haratanya bahkan nyawa sebagai taruhannya. Hal ini sebagaimana abah Muhammadu menegaskan bahwa "Kita harus berhutang budi dan membayar karena kita tidak lagi perang seperti para pendahulu tapi kita dituntut untuk belajar, mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk mengisi kemerdekaan ini", Ujarnya.
Oleh: Young One
============================
REDAKSI PPUW JOMBANG
Website : http://redaksippuw.eu.org
Facebook : Redaksi Ppuw
Instagram : RedaksiPPUWofficial
YTube : Redaksi PPUW Official
Gmail :redaksippuw@gmail.com
Comments
Post a Comment